Rabu, 31 Oktober 2018

Harmoni Jiwa & Kenyamanan


Harmoni,
Jiwa menyamai indahnya malam
berkata bahwa akulah sang pendiam, menyengat.
Asa rindu kepada hujan yang kian teringat
berjatuhan, dingin dan ketenangan
canda yang kian lalu tersenyumnya seorang ibu
haha hihi dipeluknya sambil bercerita bahwa Ibu
sama-sama merasakan bagaimana dahsyatnya berjuang

Jiwa,
Jiwa menyamai indahnya mentari pagi
berkata bahwa akulah sang ketenangan, melebur.
Denting lonceng alam memotong indahnya malam
lagi-lagi samar terlihat siapa sosoknya
yang bolak-balik melintas depan pintu kamar
sreok~ sreok~ bruss. terdengar menjengkelkan
Itulah dia jiwa yang melebur untuk segala keperluan

Kenyamanan,
Jiwa kini beranjak siang
ku pulang tak ada yang mendengar dan melihatnya, jiwa.
Luluh, sedang apa sekarang?
Oh inikah kenyamanan?
Benarkah ini disini?
Menghilang?
Menunggu?
Berjuang?
Kapan datangnya sore lalu kembali ke malam?!
Jiwa kini tak sesering dulu. Harus korbankan waktu yang ada, untuk apa?
Untuk harmoni jiwa & kenyamanan.

Alhamim Dwi Putra, 2018
Rabu, 31 Oktober 2018
Di kamar kosan sambil beraliansi dengan hujan
Previous Post
Next Post

0 comments: